Minggu, 11 Juni 2017

Hadiri Gawai Dayak Linoh Sempayan, Askiman Minta Menghargai Kearifan Lokal

Hadiri Gawai Dayak Linoh Sempayan, Askiman Minta Menghargai Kearifan Lokal



Citizen Reporter

Kasubag Pemberitaan Humas Setda Sintang, Syukur Saleh 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG â€" Wakil Bupati Sintang Askiman buka Gawai Sub Suku Dayak Linoh Sempayan di Dusun Rambon, Desa Penyak Lalang, Kecamatan Dedai, Minggu (11/6/2017).

Askiman menerangkan gawai digelar guna menghargai kearifan lokal dan kebiasaan nenek moyang yang memiliki nilai filosofi tinggi.

Askiman meminta masyarakat Dayak Linoh Sempayan menghargai seni tari yang masih asli, karena saat ini banyak tarian Dayak yang sudah kreasi.

“Saya mendorong Suku Dayak Linoh Sempayan mengingat kembali dan mengajarkan kepada anak-anak tarian dan tabuh ketawak yang asli. Nilai seni, budaya dan adat yang masih kuat membuat kita disebut suku Dayak. Inilah identitas kita,” ungkapnya.

 Askiman juga meminta penggalian seni dan budaya, pasalnya di dalam sub suku Dayak Linoh Sempayan memiliki tarian berbeda untuk acara kematian, penyambutan tamu, tarian gawai dan sebagainya. “Silakan digali dan dilestarikan,” katanya.

Askiman mendorong Pemerintah Desa Penyak Lalang membuat Peraturan Desa (Perdes) tentang penetapan batas sempadan jalan.

“Buat juga rencana element tata ruang. Karena ini pusat Kecamatan Dedai, saya harap bangunan lebih rapi dan tertata,” tukasnya.

Kepala Desa Penyak Lalang Akon menjelaskan Desa Penyak Lalang memiliki four dusun dengan infrastruktur yang belum baik. Saat ini pihak desa sudah bangun dua balai dusun. Ke depan, pihak desa segera membangun rumah kesenian.

“Kami juga sudah membeli tanah untuk membangun gedung serbaguna berbentuk rumah betang. Kami juga sedang mencari tanah untuk lokasi membangun gereja dan Kantor Paroki Dedai yang merupakan pemekaran dari Kelam Permai,” jelasnya.

Temenggung Sub Suku Dayak Linoh Sempayan, Marjaong menerangkan gawai sebagai upacara dan ritual menutup dan memulai tahun musim berladang. Marjaong berterimakasih atas kehadiran Wakil Bupati Sintang saat pelaksanaan gawai.

“Selama 20 tahun menjadi Tumenggung belum pernah ada pejabat pemerintah yang mau hadir,” katanya.

Sebelum gawai, masyarakat desa sudah melaksanakan prosesi adat Buang Taba untuk menegakkan hukum adat yang terdiri dari lima poin seperti sanksi bagi yang melanggar aturan seperti membuat kericuhan. (*). 


Source link