Kamis, 16 Februari 2017

Bahaya Makanan Setengah Matang bagi Kehamilan

Makanan setengah matang adalah salah satu makanan yang harus dihindari oleh Ibu hamil, karena dapat berpengaruh buruk terhadap kesehatan Ibu dan janin dalam kandungan. Nah, apa Ibu sudah tahu dengan pasti tentang bahaya makanan setengah matang bagi perkembangan Si Kecil? 

lam makanan yang belum matang, terdapat bakteri atau parasit yang dapat menyebabkan penyakit bagi yang mengonsumsinya. Lalu, apa saja makanan mentah yang berpotensi memiliki bakteri berbahaya itu?


Daging yang Belum Matang

Untuk menghindari bahaya makanan setengah matang, hindari konsumsi daging mentah atau setengah matang karena berisiko mengandung bakteri Toxoplasma. Gejalanya mirip seperti penyakit flu, yaitu pembengkakan pada leher, pusing, dan lemas. Untuk janin, bahayanya adalah dapat menganggu perkembangan otak, mata, dan organ lainnya. Dalam kasus yang cukup ekstrim, apabila Ibu mengonsumsi makanan setengah matang saat hamil muda dan terinfeksi, keguguran dapat terjadi.
Nah, sebaiknya Ibu sangat menghindari konsumsi makanan setengah matang saat hamil, termasuk daging ayam atau daging sapi. Apabila memesan steak, pilihlah tingkat kematangan sempurna. Pastikan juga semua daging yang Ibu olah sudah benar-benar matang. 

Telur Mentah

Bahaya makanan setengah matang lainnya yang perlu Ibu ketahui adalah telur mentah atau setengah matang, yang mengandung bakteri Salmonella. Jika terinfeksi, Ibu berisiko keracunan makanan, yang efeknya akan menjadi lebih berbahaya ketika kondisi sedang mengandung. Beberapa gejalanya adalah mual, muntah, diare, atau terdapat darah pada kotoran. Semua ini dapat menyebabkan Ibu mengalami dehidrasi ekstrim yang berefek buruk pada janin, karena ia bisa kekurangan cairan untuk berkembang dengan baik.

Untuk itu, jangan mengonsumsi makanan atau produk yang kemungkinan dibuat dari telur mentah, seperti mayones dan es krim buatan sendiri. Apabila Ibu sedang membuat kue, jangan sekali-kali mencicipi adonannya yang belum matang. Setelah adonan dipanggang atau dipanaskan, barulah risiko Salmonella berkurang. Telur mata sapi setengah matang yang biasa Ibu konsumsi bersama nasi goreng pun pastinya harus dihindari.

Susu yang Tidak Dipasteurisasi

Pasteurisasi adalah proses pemanasan untuk membunuh bakteri. Apabila Ibu mengonsumsi susu atau produk susu yang tidak dipasteurisasi, muncul risiko terinfeksi bakteri yang disebut Listeria. Bakteri tersebut sangat berbahaya, dapat meningkatkan risiko janin lahir prematur, keguguran, atau meninggal saat lahir. Ternyata, Ibu hamil lebih rentan untuk terinfeksi, berdasarkan penelitian dari Center of Disease Control (CDC). Karena itu, Ibu hamil harus lebih berhati-hati dalam memilih produk susu.

Sebaiknya Ibu konsultasi langsung dengan dokter apabila merasakan gejala-gejala yang ditimbulkan oleh makanan setengah matang tersebut.

Lebih penting lagi bagi Ibu untuk mencegah risiko terinfeksi bakteri, dengan melakukan cara berikut:
  • Rajin mencuci tangan, khususnya sebelum dan sesudah menyiapkan makanan.
  • Bahaya makanan setengah matang juga dapat dikurangi dengan cara mencuci makanan seperti sayur dan buah, untuk membersihkan bakteri yang terdapat pada permukaannya.
  • Mencuci bersih peralatan masak sebelum dan sesudah digunakan.
  • Rajin membersihkan kulkas. Selain itu, pastikan suhu kulkas tetap dingin, yaitu sekitar 4oC atau lebih dingin. Hal ini berguna agar daging mentah dan makanan setengah matang lainnya yang disimpan dalam kulkas tetap bersuhu dingin dan bakteri sulit berkembang.
  • Masak daging, telur, dan makanan lainnya hingga benar-benar matang. Pastikan suhu api cukup untuk memasaknya hingga matang, yaitu sekitar 60o-80oC.

Nah, sekarang sudah jelas kan, Bu? Menjaga dan memerhatikan asupan makanan saat sedang hamil memang sangat penting untuk menghindari risiko yang tidak diinginkan, termasuk bahaya makanan setengah matang!

sumber : https://www.awalsehat.nestle.co.id/bahaya-makanan-setengah-matang-bagi-kehamilan